Hadir di 11 Desa Terpencil, Ini Dampak Positif Kampung Qur’an bagi Warga

Hadir di 11 Desa Terpencil, Ini Dampak Positif Kampung Qur’an bagi Warga

Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Qur’an melalui program Kampung Qur’an berupaya untuk menciptakan sebuah peradaban baru yang dipenuhi oleh para penghafal Alquran. Bergulir sejak 2011, program ini telah melahirkan 11 Kampung Qur’an yang tersebar di Nusantara.

Kampung Qur’an merupakan program dakwah Alquran berbasis kawasan, lingkungan, dan komunitas yang berada di wilayah marginal, terpencil, minoritas, bekas terdampak bencana, dan jauh dari akses peradaban. Kampung Qur’an pertama yang berdiri adalah Kampung Qur’an Merapi. Kampung Qur’an Merapi ini berdiri sebagai bentuk bantuan pemulihan pasca bencana setelah erupsi dahsyat Gunung Merapi pada akhir 2010, yang telah melenyapkan beberapa perkampungan di kakinya, dan menewaskan Mbah Maridjan.

Disusul 10 Kampung Qur’an lainnya, yaitu Kampung Qur’an Oe Ue di NTT, Kampung Qur’an Rukem di Purworejo, Kampung Qur’an Bromo di Jawa Timur, Kampung Qur’an Jailolo di Halmahera Barat, Kampung Qur’an Melempo di Lombok Timur, Kampung Qur’an Dasan Lekong di Lombok Utara, Kampung Qur’an Lembanna di Sulawesi Selatan, Kampung Qur’an Sipelot di Malang, Kampung Qur’an Sadaunta di Sulawesi Tengah, dan Kampung Qur’an Sebatik di Nunukan, Kalimantan Utara.

Sewindu keberadaan Kampung Qur’an, PPPA Daarul Qur’an bekerja sama dengan Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah (CI-BEST) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di bawah naungan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengkaji manfaat dari keberadaan program ini.

“Yang pertama sesuai dengan tujuan kita adalah untuk mendapatkan potret program Kampung Qur’an di beberapa sampel wilayah di OeUe, Jailolo, Lombok, dan Rukem. Kami melihat pelaksanaan program dari persepsi para penerima manfaat mulai dari fase tanggap darurat awal, fase pemulihan, hingga pemberdayaannya. Ternyata memang apa yang dilakukan ini boleh dikatakan angkat jempol ya, bagus, sangat baik, walaupun ada beberapa catatan perbaikan,” ujar Kepala CI-BEST Lukman Mohammad Baga dalam keterangan tertulis, Selasa (25/2/2020).

Penelitian ini dilakukan pada 2019 selama tiga bulan, dan bertujuan untuk melihat sejauh mana respons kepuasan masyarakat lokal mengenai program rekayasa sosial dengan konsep Kampung Qur’an ini. Sementara itu, hanya empat sampel penelitian yang diambil, yaitu Kampung Qur’an OeUe, Kampung Qur’an Bobanehena, Kampung Qur’an Rukem, dan Kampung Qur’an Dasan Lekong.

Meski masih memiliki beberapa catatan dan ada proses penyempurnaan terhadap laporannya, Lukman mengaku takjub program ini mendapatkan apresiasi sangat baik dari masyarakat sekitarnya. Penilaian sangat baik ini dilihat dari kecepatan pemberian bantuan, kecukupan bantuan yang diberikan, ketepatan pemberian bantuan kepada sasaran, keterampilan petugas, dan sikap petugas.

“Apresiasinya sangat baik karena program Kampung Qur’an PPPA Daarul Qur’an ini berkelanjutan pascabencana, ada program pembinaan, pendampingan, segala macam, sehingga orang bisa menilai bahwa ini jauh lebih baik,” imbuhnya.

Sementara itu, GM Pendidikan, Kemanusiaan, dan Pemberdayaan PPPA Daarul Qur’an Ustadz Sholehuddin menyambut positif hasil temuan penelitian CI-BEST yang berjudul ‘Analisis Dampak dan Keragaan Program Kampung Qur’an’ itu. Ia bahkan memberikan masukan terhadap penelitian ini agar memiliki hasil yang lebih baik lagi.

“Menurut saya sangat bagus sekali. Hasil penelitiannya bisa menjadi bahan evaluasi atas program kita. Tinggal beberapa poin masukan saya, misalnya wilayah tahfidz,” katanya.

Ia melanjutkan, karena sebenarnya pokok daripada Kampung Qur’an itu sebenarnya adalah Alquran itu sendiri. Karena dari Alquran kita akan membawa masyarakat kepada keagamaan yang bagus.

“Kita bina Al-Qur’annya dengan program tahfidz, sehingga pelan-pelan nanti akan memberikan dampak positif secara spiritual bagi masyarakat,” paparnya.

Hasil penelitian tersebut, menurutnya, dapat membantu memberi masukan untuk program Kampung Qur’an ke depan.

“Insyaallah kita akan bikin lagi Kampung Qur’an, tapi yang terpenting adalah bagaimana memaksimalkan terlebih dahulu Kampung Qur’an yang sudah ada,” pungkasnya.

Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an Abdul Ghofur menyambut positif hasil penelitian ini. Menurutnya, hasil penelitian ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab PPPA Daarul Qur’an terhadap publik, khususnya para donaturnya.

“Alhamdulillah, hasil penelitian menunjukkan efek yang sangat positif atas kehadiran program Kampung Qur’an di beberapa daerah. Insyaallah, penelitian ini dapat menjadi bentuk tanggung jawab kita kepada masyarakat,” ujarnya.

Ke depan, lanjut Abdul, PPPA Daarul Qur’an juga akan meluncurkan beberapa inovasi digitalnya. Seperti aplikasi KPI untuk mendukung tercapainya target Lembaga yang bekerja sama dengan Havara Consulting. Adapula aplikasi pembayaran yang bekerja sama dengan PT OORTH SKYNOSOFT dan tampilan website PPPA Daarul Qur’an dengan domain anyar PPPA.id.

Tak hanya launching inovasi digital, PPPA Daarul Qur’an juga akan menandatangani nota kesepahaman Media Campaign dan Sinergi Penyaluran Donasi dengan salah satu media online Indonesia. Hal ini merupakan upaya mengedukasi dan mengajak masyarakat luas untuk menunaikan ziswafnya melalui platform digital.

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4914353/hadir-di-11-desa-terpencil-ini-dampak-positif-kampung-quran-bagi-warga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *